Allah telah
menciptakan manusia melalui empat macam proses. Tiga di antaranya adalah proses
penciptaan yang sangat istimewa (special), dan hanya dapat dipahami dan
dimengerti oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, bahwa segala sesuatu
bisa terjadi bila Allah menghendakinya. Ketiga jenis penciptaan ini, hanya
terjadi sekali atau untuk satu orang saja untuk masing-masing penciptaan.
Sedangkan yang
satu macam penciptaan lagi adalah semua manusia yang diciptakan Allah selain
dari yang tiga orang tadi, yaitu kita semua anak cucu Adam dan Hawa, yang
prosesnya dapat diterima secara nalar oleh akal manusia. Dan dapat dipelajari
oleh ilmu kedokteran. Inilah keempat macam proses penciptaan manusia tersebut:
1. Proses Kejadian Manusia
Pertama (Nabi Adam)
Di dalam Al
Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS.
As Sajdah : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk“. (QS.
Al Hijr: 26)
Disamping itu
Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu
dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat
: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS.
Al Hijr : 28-29)
Di dalam sebuah
Hadits Rasulullah saw bersabda :
“Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu
(diciptakan) dari tanah”. (HR.
Bukhari)
2. Proses Kejadian Manusia
Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya
segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak
menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS.
Yaasiin: 36)
Adapun proses
kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat
1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak...” (An Nisaa 1)
Di dalam salah
satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang
rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita
amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan
manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan
meneruskan generasinya.
3. Proses Kejadian Manusia
Ketiga Nabi Isa Putra Maryam
Narasi Qur’an
tentang Isa dimulai dari kelahiran Maryam sebagai
putri dari Imran,
berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan Zakariya, serta kelahiran Yahya.
Kemudian Al Qur’an menceritakan kejaiban kelahiran Isa sebagai anak Maryam
tanpa ayah atas kenedak Allah, bukan dengan perzinahan dengan seorang
laki-laki, karena Maryam sendiri tidak pernah disentuh laki-laki..
Ingatlah
ketikan Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan
kelahiran seorang putra yang diciptakan dengan Kalimat yang datang
daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seoarang terkemuka di dunia
dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah” (Ali Imran 45)
Muslim percaya
pada konsep kesucian Maryam, yang telah diceritakan dalam beberapa ayat dalam
Al Qur’an. Menurut kisah di Al-Qur’an, Maryam selalu beribadah dan telah
dikunjungi oleh Malaikat Jibril. Jibril mengatakan kepada Maryam tentang
akan diberikan calon anak yang bernama Isa, Maryam sangat terkejut, karena ia
telah bersumpah untuk menjaga kesuciannya kepada Allah dan tetap mempertahankan
hal itu dan bagaimana pula dia bisa hamil tanpa seorang lelaki atau suami, lalu
Jibril menenangkan Maryam dan mengatakan bahwa perkara ini adalah perkara yang
mudah bagi Allah, yang ingin membuat dia sebagai tanda untuk manusia dan rahmat
dari-Nya. Seperti halnya dalam konsep penciptaan Adam tanpa ibu dan bapak.
Pembicaraan
mereka terekam dalam salah satu surah didalam Al-Qur’an: “Jibril berkata: “Demikianlah
Tuhan-mu berfirman: Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapt Kami menjadiknnya
suatu tanda bagi manusia dan sebgai Rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu
perkara yang telah diputuskan” (Maryam 21)
Beberapa ayat
lain terkait dengan kelahiran Isa antara lain: “Sesungguhnya penciptaan Isa di sisi
Allah adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam darai tanah,
kemudian Allah berfirman kepaadanya: “Jadilah”, maka jadilah dia” (Ali Imran 59). Juga Allah berfiramn: “Dan ingtalah kisah Maryam yang telah
memelihara kehormatnnya, lalu Kami tiupkan ruh dari Kami ke dalam tubuhnya, dan
Kami jadikan dia dan anknya tanda Kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam” (Al
Anbiya 21)
Setelah Isa
berada didalam rahimnya, Maryam lalu mengasingkan diri dari keluarganya ke
suatu tempat di sebelah timur. Disana ia melahirkan dan beristirahat di dekat
sebuah batang pohon kurma.
Isa kemudian berbicara memerintahkan ibunya dari buaian, untuk mengguncangkan pohon
untuk mengambil buah-buah yang berjatuhan, dan juga untuk menghilangkan rasa
takut Maryam dari lingkungan sekelilingnya Maryam berzinah, kemudian Maryam
menunjuk kepada anaknya yang baru lahir itu, maka Isa pun menjawab
Sesungguhnya aku ini hamba Allah,
Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi; dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka” . (Maryam: 30-32)
|
4. Proses Kejadian Manusia
Keempat (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian
manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa
a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits
dapat pula ditinjau secara medis.
Allah
berfirman:”Dan Dia-lah
yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka bagimu ada tempat tetap dan
tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami
kepada orang-orang yang nengetahui” (Al Anam 98)
Di dalam Al
Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun : 12-14).
Kemudian dalam
salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar
dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah
beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah
dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi
para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari
tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari
makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian
melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan
hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka
terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di
dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna
(seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari
Barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940
dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang
diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi
salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore,
beliau mengatakan : “Saya
takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad
ke-7 M itu”.
Selain iti
beliau juga mengatakan, “Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami
para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup
manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum
(sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).
Kesemuanya itu
belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18,
demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik
dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh
ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan
kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya.”
Sebagai bukti
yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo
berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic
(kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan
apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS. Az Zumar: 6).
Wallahu ‘alam
bisawab. Yang benar hanya datang dari Allah, Yang salah karena kebodohan dan
kekurangan saya.
0 komentar:
Posting Komentar