KISAH PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD
Suatu hari Sayidina Ali, karamallahu wajhahu, misan dan menantu Nabi Suci SAW
bertanya,
"Wahai
(Nabi) Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku
apa yang diciptakan Allah Ta’ala sebelum semua makhluk ciptaan?"
Beliau
menjawab : "Sesungguhnya, sebelum Rabbmu menciptakan lainnya, Dia
menciptakan dari Nur-Nya nur Nabimu."
Di Hadist yang
lain, yang diiiwayatkan dari Abdurrazaq ra yang diterimanya dari Jabir ra,
bahwa Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah,
beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?".
Rasulullah saw
menjawab : "Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu adalah nur
Nabimu dari Nur-Nya."
Nur Muhammad
itu sudah ada sebelum adanya segala sesuatu di alam ini. Nur Muhammad
dianugerahi tujuh lautan : Laut Ilmu, Laut Latif, Laut Pikir, Laut Sabar, Laut
Akal, Laut Rahman, dan Laut Cahaya.
Dia kemudian
membagi Nur ini menjadi empat bagian Dari bagian pertama Dia menciptakan Pena.
dari bagian kedua lawhal-mahfudz, dari bagian ketiga ‘Arsy”.
Kini telah
diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawhal-mahfudz dan Pena. Pada pena itu
terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun
perjalanan. Allah kemudian memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena bertanya,
"Ya Allah, apa yang harus saya tulis?"
Allah
berfirman, “Tulislah : la ilaha illallah,Muhammadan Rasulullah”.
Atas itu Pena
berseru, "Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia
disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah".
Allah kemudian
berfirman, "Wahai Pena, jagalah kelakuanmu ! Nama ini adalah nama
Kekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan ‘Arsy dan Pena dan lawhal-mahfudz;
kamu, juga diciptakan dari Nurnya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan
menciptakan apapun”.
Ketika Allah
SWT telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu terbelah dua karena takutnya
kepada Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi
tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujungnya tetap terbelah dua
dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia Ilahiah
yang agung.
Kemudian Allah
memerintahkan Pena untuk menulis "Apa yang harus saya tulis, Ya
Allah?" bertanya Pena. Kemudian
Rabb al Alamin berkata, "Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari
Pengadilan !”.
Berkata Pena,
"Ya Allah, apa yang harus saya mulai?". Berfirman Allah, "Kamu harus
memulai dengan kata-kata ini: Bismillah al-Rahman al-Rahim."
Dengan rasa
hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata
itu pada Kitab (lawh al-mahfudz), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700
tahun.
Ketika Pena
telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berfirman "Telah memakan 700 tahun
untuk kamu menulis tiga Nama-Ku; Nama Keagungan-Ku, Kasih Sayang-Ku dan
Empati-Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah
hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad. Dengan Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa
bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat
yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi
tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.”
“Sekarang
(selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat
bagian: Dari bagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat
al-’Arsy); Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit
atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, ‘Arsy); Dari bagian ketiga Aku ciptakan
seluruh malaikat (makhluk) langit lainnya.”
“kemudian
bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian: dari bagian pertama Aku
membuat semua langit, dari bagian Kedua Aku membuat bumi-bumi, dari bagian
ketiga Aku membuat jinn dan api.”
“Bagian
keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian : dari bagian pertama Aku membuat
cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku membuat cahaya
di dalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; dari bagian ketiga
cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad), dan dari
bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW”.
Ruh yang
cantik ini diciptakan 360.000 tahun sebelum penciptaan dunia ini, dan itu
dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan
Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari kerendahan hati. Matanya
dari kesederhanaan dan kejujuran, dahinya dari kedekatan (kepada Allah).
Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan, pipinya dari cinta dan
kehati-hatian, perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan,
kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus dan jantungnya yang mulia dipenuhi
dengan rahman.
Ruh yang penuh
kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan
yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang.
Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh
barokah, masyhur dan tinggi di atas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha
Ilahiah dan diberi nama Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.
Kemudian Allah
SWT menciptakan sebuah pohon yang dinamakan Syajaratul Yaqin. Tangkainya
berjumlah empat. Kemudian diletakanlah Nur Muhammad pada pohon tersebut. Namun,
kehadiran Nur Muhammad, itu membuat pohon bergetar hebat hingga berubah menjadi
permata putih. Sedangkan Nur Muhammad memuji bertasbih ke hadirat Allah Ta’ala
70.000 tahun lamanya. Pada permata tersebut, Nur Muhammad mencoba bercermin.
Wajahnya begitu indah dilihat. Bentuknya seperti burung merak, dan pakaiannya
demikian indah. Dihiasi dengan berbagai perhiasan. Kemudian ia bersujud lima
kali.
Allah SWT
melihatnya, membuat Nur tersebut merasa malu dan takut. Lalu keluar keringat
dari kepalanya. Dari keringat tersebut Allah SWT menciptakan nyawa malaikat.
Dari keringat wajahnya, diciptakanlah nyawa ‘Arsy, matahari, bulan, bintang,
dan apa-apa yang ada di langit. Keringat dadanya menjadi bahan untuk
menciptakan nyawa para rasul, nabi, wali, ulama, dan orang orang shaleh. Adapun
keringat yang muncul dari keningnya, diciptakanlah nyawa orang-orang mukmin
dari umat Nabi Muhammad saw. Dari keringat kedua telinganya, diciptakan oleh
Allah SWT nyawa orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang kafir, dan sesat.
Sedangkan keringat kakinya di antaranya menjadi isi bumi.
Pada waktu selanjutnya
Allah SWT menciptakan lentera akik yang merah yang cahayanya menembus ke dalam
dan keluar. Lalu Nur Muhammad dimasukkan ke dalam lentera tersebut. Berada di
dalamnya dalam posisi berdiri. Sementara nyawa-nyawa yang sudah tercipta berada
di luar. Seluruhnya membaca "Subhanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha
illallaahu wallahu akbar". 1.000 tahun lamanya nyawa-nyawa itu
diperintahkan Allah SWT untuk melihat ke diri Nur Muhammad.
Nyawa yang
berhasil melihat kepala Nur Muhammad, maka ia akan ditakdirkan menjadi
pemimpin/penguasa. Siapa yang melihat ubun-ubunnya, itulah mereka yang akan
menjadi guru/pendidik yang jujur. Siapa yang melihat matanya, ia akan menjadi
hafidz (penghapal Al Quran).
Mereka yang
memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat.
Adapun yang bisa melihat hidungngya, mereka itu akan menjadi ahli bicara atau
dokter. Sedangkan mereka nyawa-nyawa yang berhasil melihat bibir Nur Muhammad,
ia akan ditakdirkan menjadi seorang menteri. Nyawa yang melihat bagian giginya
maka wajahnya kelak akan cantik rupawan, ia yang bisa melihat lidahnya, akan
jadilah utusan/duta raja-raja. Apabila yang dilihat lehernya, ditakdirkanlah
menjadi orang berdagang dan usahawan. Apabila tengkuk yang bisa dilihatnya,
akan jadilah seorang tentara. Mereka yang berhasil melihat kedua lengan
tangannya, maka akan jadi perwira. Jika sikut kanannya yang dilihat, Allah SWT
akan menjadikan dirinya berkehidupan dalam dunia tekstil, sedangkan kalau sikut
Kirinya, ia akan menjadi orang yang pernah membunuh. Serta, jika dadanya yang
berhasil dilihat, maka ia akan menjadi ulama yang disegani. Bila bagian
belakang, ia akan ditakdirkan menjadi para ahli sosial kemasyarakatan. Dan jika
hanya bayangannya yang berhasil dilihat, maka ia akan menjadi orang yang
berkecimpung dalam bidang seni.
Barang siapa
melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adzin
(yang mengumandangkan adzan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi
pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi
seorang pemanah atau pengemudi kapal laut. Siapa yang melihat tangan kananya
akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan
menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur suatu kebutuhan
hidup).
Siapa yang
melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang
melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian
dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung
jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat
ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi. Siapa yang melihat
dadanya yang penuh barokah akan menjadi seorang terpelajar meninggalkan
keduniaan (ascetic) dan berilmu.
Siapa yang
melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum
syari’at. Siapa yang melihat sisi badannya yang penuh barokah akan menjadi
seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan
siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadimereka yang melaksanakan ruku dan
sujud. Siapa yang melihat kakinya
yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak
kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan
mejadi penyanyi dan pemain saz (lute).
Semua yang
memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum takberiman, pemuja api
dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka
yang akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Namrudz, Firaun, dan
sejenisnya.
Kini semua ruh
itu diatur dalam empat baris. Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul,
a.s, di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat, di baris
ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki – laki dan perempuan.Di baris ke empat
berdiri ruh kaum tak beriman.
Semua ruh ini
tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba
untuk dikirim ke dunia fisik. Tidak seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang
tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi
Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan
bahwa Nabi Suci Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril , "Berapa
lama sejak engkau diciptakan?" Malaikat itu menjawab, "Ya Rasulullah,
saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70.000 tahun
seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana
Ilahiah: sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali."
"Apakah
engkau tahu apakah cahaya itu?" bertanya Nabi Muhammad SAW
"Tidak,
saya tidak tahu," berkata malaikat itu.
"Itu
adalah Nur ruhku dalam dunia ruh, jawab Nabi Suci SAW”.
Pertimbangkan
kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70.000 dikalikan 12.000 !
catatan
:
Beberapa
kalangan dalam ummat Islam mempersoalkan konsep Nur Muhammad (Cahaya Muhammad
atau Ruh Muhammad) sebagai suatu konsep yang tidak memiliki dasar dalam ‘aqidah
Islam. Padahal, berdasarkan data-data yang kuat, konsep Nur Muhammad adalah
suatu konsep ‘aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diterima dan diakui oleh
ijma’ (konsensus) ulama ilmu kalam dan ulama’ tasawwuf dalam kurun waktu yang
panjang, sebagai suatu konsep yang memiliki sumber dalilnya dari Qur’an dan
Hadits Nabi sallallahu ‘alayhi wasallam. Konsep ‘aqidah Nur Muhammad salallahu
‘alayhi wasallam menyatakan antara lain bahwa cahaya atau ruh dari Nabi Besar
Muhammad sallallahu ‘alayhi wasallam adalah makhluk pertama yang diciptakan
sang Khaliq, Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kemudian darinya, Dia Subhanahu wa
Ta’ala menciptakan makhluk-makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyebut Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam sebagai Nuur (cahaya), atau
sebagai "Siraajan Muniiran" (makna literal: Lampu yang Bercahaya).
0 komentar:
Posting Komentar